Artinya 12 8

Artinya 12 8

DALAM kepercayaan warga Tionghoa, terdapat sebuah astrologi yang dikenal sebagai shio. Dipercaya dapat menentukan peruntungan, shio diwakili oleh dua belas tanda hewan yang berbeda tiap tahunnya.

Shio masih berkaitan dengan cabang bumi dengan urutan dan sifat seperti kayu, api, bumi, logam dan air sebagai 5 elemen alam. Kata shio berasal dari dialek Hokkiean, sheshio, yang sering diucapkan di Indonesia.

Nah, simak yuk penjelasan mengenai kedua belas shio beserta artinya di bawah ini:

1. Tikus: 1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, 2008, 2020

Orang dengan shio tikus memiliki sifat seperti tikus yakni dapat berpikir cepat, cerdas dan sukses dalam bidangnya. Mereka menyukai kehidupan yang tenang, damai, dan ceria, namun sangat perhitungan dan pemarah.

2. Kerbau: 1937, 1949, 1961, 1973, 1985, 1997, 2009, 2021

Pemilik shio kerbau merupakan orang yang suka menepati janji agar tidak membuat orang lain kecewa. Mereka juga rajin, berani, dan berbakti pada orangtua. Orang dengan shio kerbau memiliki sifat ingin mengatur dan keras kepala, itulah salah satu sifat yang membuat mereka tak disukai orang.

3. Macan: 1938, 1950, 1962, 1974, 1986, 1998, 2010, 2022

Shio macam memiliki sifat serius dan teliti akan pekerjaannya. Mereka orang yang jujur dan penyayang juga penuh perhatian, suka membantu orang yang membutuhkan. Di sisi lain, mereka memiliki sifat pemberontak, penuh warna, dan tidak dapat diprediksi.

4. Kelinci: 1939, 1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011

Shio kelinci dikenal dnegan sifat lemah lembutnya. Pemilik shio kelinci juga merupakan orang yang perhatian dengan etika dan sopan santun. Mereka suka menghindar dari drama, namun cenderung menjadi pemurung.

5. Naga: 1940, 1952, 1964, 1976, 1988, 2000, 2012

Penuh dengan energi dan kekuatan, pemilik shio naga dapat menjadi orang yang selalu sibuk. Mereka kompeten dalam melakukan suatu pekerjaan, juga setia dalam persahabatannya. Pemilik shio naga memiliki sifat yang mudah percaya akan perkataan seseorang.

6. Ular: 1941, 1953, 1965, 1977, 1989, 2001, 2013

Shio ular terkadang memiliki muka dua, namun mereka merupakan orang yang mudah menolong. Mereka juga memiliki ketampanan yang menawan atau dapat memukau orang banyak. Mereka memiliki sifat posesif dalam hal percintaan.

7. Kuda: 1942, 1954, 1966, 1978, 1990, 2002, 2014

Pemilik shio kuda merupakan orang dengan sifat ceria, lucu, sabar dan pemaaf. Mereka juga memiliki sifat tidak sabaran yang membuat mereka tidak mendengarkan nasihat orang lain. Mereka kadang tidak sadar hal yang mereka lakukan tidak memberikan manfaat bagi diri mereka sendiri.

8. Kambing: 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, 2015

Shio kambing tidak suka memamerkan barang-barangnya maupun saat dia melakukan sesuatu. Mereka merupakan orang yang penuh perhatian dan juga mencintai perdamaian. Biasanya mereka memiliki sifat pemalu.

9. Monyet: 1944, 1956, 1968, 1980, 1992, 2004, 2016

Orang dengan shio monyet merupakan seseorang dengan jiwa penghibur alami, penyuka tantangan serta kreativitas. Shio monyet juga dapat menjadi orang yang tidak tekun atau orang yang ingin bermalas-malasan dengan harapan mendapatkan kesuksesan.

10. Ayam: 1945, 1957, 1969, 1981, 1993, 2005, 2017

Shio ayam memiliki sifat yang modis, perfeksionis, dan suka menjadi pusat perhatian. Kadang mereka dapat menjadi kurang ajar dan terlalu percaya diri. Mereka juga dapat mudah marah dan egois yang membuat mereka dijauhi orang.

11. Anjing: 1946, 1958, 1970, 1982, 1994, 2006, 2018

Orang dengan shio anjing disukai banyak orang karena sifatnya yang adil, jujur dan apa adanya. Mereka juga lebih menyukai hal-hal yang tradisional dibanding mengikuti perkembangan zaman. Sifat negatif mereka adalah keras kepala dan kurang inisiatif terhadap sesuatu.

12. Babi: 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, 2019

Shio babi dikenal baik dalam percintaan dan persahabatan. Orang dengan shio babi juga jujur, bijaksana, cerdas, dan selalu terlihat sederhana. Namun, terkadang mereka dapat menyombongkan diri dan keras kepala sehingga tidak begitu disukai orang.

Itulah kedua belas shio beserta arti dan tahun-tahunnya.(OL-5)

Saat ini, banyak orang yang tertarik dengan astrologi dan ramalan zodiak. Di dunia astrologi, setiap zodiak memiliki karakteristik unik yang dianggap memengaruhi kepribadian seseorang. Selain itu, beberapa ahli astrologi percaya bahwa elemen alam tertentu juga dapat memberikan kontribusi dalam membentuk sifat seseorang.

Dalam artikel ini, Bob akan membahas elemen-elemen zodiak dan arti pentingnya dalam membentuk kepribadian individu. Mari simak lebih lanjut untuk mengetahui lebih dalam tentang pengaruh elemen-elemen ini pada sifat manusia.

Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen

Kejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat Kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen bukanlah sebuah agama, walaupun merupakan suatu kepercayaan. Berdasarkan naskah-naskah kuno Kejawen, tampak betapa Kejawen lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan Kejawen relatif taat dengan agamanya.

Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat Kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran Kejawen sendiri, yakni yang dikenal dengan “Sangkan Paraning Dumadi”.

Buku Agama Jawa memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang pada dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.

Istilah agama Jawa memang kerap memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa mengekspresikannya, bagi banyak orang Jawa, dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang bagaimana ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap dalam buku ini.

Aries, si Impulsif yang Passionate

Sumber: Vince Fleming via Unsplash

Baca juga: 12 Destinasi Bali Berdasarkan Zodiak, Kamu Tim Apa?

Umar Bin Khattab Sang Penakhluk dan Pemimpin Bijaksana dari Arab

Umar bin Khattab akan mengajarkan untuk berusaha dan mengutamakan dan menjadikan Allah SWT sebagai tujuan dalam menjalani hidup, niscaya segala sesuatunya akan ditambahkan kepada kita. Masa kecilnya yang keras, sehingga tumbuh besar menjadi sosok yang ditakuti. Sebelum masuk agama Islam, Umar bin Khattab merupakan representasi hidup sebagai zaman jahiliah. Pertemuannya dengan Nabi Muhammad SAW membawa perubahan besar.

Keutamaanya dalam kecintaannya kepada Allah SWT membuatnya diridai dalam perjalanan hidupnya mengumandangkan kebaikan Allah SWT dengan menyebarkan agama Islam serta menjadi pelopor dalam urusan politik dan hukum tata negara. Pada masanya, dia menjabat sebagai khalifah ke seluruh dunia dengan kepemimpinan kombinasi antara negosiator yang handal dan pemimpin yang hebat (baik secara agama maupun negara). Kematian Umar bin Khattab merupakan kesedihan yang teramat sangat bagi orang-orang yang mencintainya, terutama bagi umat Islam.

“Ya Allah SWT, aku ini orang yang keras, jadikanlah aku orang yang lembut. Aku ini orang yang lemah, jadikanlah aku orang yang kuat. (Sesungguhnya) aku ini orang yang kikir, jadikanlah aku menjadi orang yang dermawan“.

Sejarah Khalifah Rasulullah

“Kekhalifahan setelah kenabian berlangsung selama 30 tahun, kemudian Allah SWT menyerahkan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. Dalam riwayat lain, “…. kemudian menjadi kerajaan” (H.R. Abu Dawud).

Sejak kekhalifahan Abu Bakar (2 tahun 3 bulan), Umar (10 tahun 6 bulan), Utsman (12 tahun), Ali (4 tahun 9 bulan) hingga masa Kekhalifahan al-Hasan (6 bulan), genaplah 30 tahun. Terhitung sejak wafatnya Nabi SAW pada Rabiul Awal 11 H hingga diturunkannya al-Hasan dari kursi kekhalifahan pada Rabiul Awal 41 H.

Inilah kisah tentang manusia-manusia didikan langsung Rasulullah SAW. Ada yang santun dan lembut dalam bergaul, tetapi sangat tegas dalam memegang prinsip seperti Abu Bakar. Ada pula Umar bin Khattab, sosok lelaki yang dikenal keras, tegas, dan tak pernah kompromi terhadap kebatilan. Pun ada sosok pemalu, pengasih, toleran, dan dermawan, dialah Usman bin Affan. Sementara itu, Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi SAW yang dikenal cerdas dan tegas, tetapi tetap santun bersahaja. Terakhir adalah Umar bin Abdul Aziz, sosok yang juga dikategorikan sebagai Khulafaur’ Rasyidin dengan keadilannya.

Buku yang ada di tangan kalian ini merupakan salah satu masterpiece Khalid Muhammad Khalid. Nama pemikir Islam kontemporer asal Mesir ini semakin meroket seiring dengan terbitnya buku ini, Khulafa’ Ar-Rasul. Dia juga memiliki karya-karya lain tentang sirah nabawiyah dan biografi para sahabat Nabi SAW, seperti Insaniyyah Muhammad, ‘Asyrah Ayyam fi Hayah Ar-Rasul, dan Rijal Haula Ar-Rasul. Karya-karyanya yang dikenal dengan gaya bahasa yang mudah dicerna dan tidak membosankan bisa kalian buktikan di dalam buku ini.

Mukaddimah Ibnu Khaldun

Tak banyak tokoh yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan multidisipliner seperti Al-Allamah Ibnu Khaldun. Ini ditunjukkan oleh karya-karyanya, antara lain Kitab Al-‘Ibar, wa Diwan Al-Mubtada’ wa Al-Khabar, fi Ayyam Al-‘Arab wa Al-‘Ajam wa Al-Barbar, wa man Asharuhum min dzawi As-Sulthani Al-‘Akbar (Kitab Pelajaran dan Arsip Sejarah Zaman Permulaan dan Zaman Akhir yang Mencakup Peristiwa Politik tentang Orang-orang Arab, Non-Arab dan Barbar, serta Raja-Raja Besar yang Semasa dengan Mereka), yang kemudian dikenal dengan nama Kitab Al-‘Ibar. Uniknya, pengantar kitab inilah yang justru lebih dikenal luas daripada buku aslinya. Buku pengantar yang berjudul Mukaddimah ini menjadikan nama Ibnu Khaldun begitu harum.

Buku Mukaddimah yang kini berada di tangan pembaca ini menjadi bukti terpenting betapa piawainya Ibnu Khaldun dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan. Keahliannya dalam sosiologi, filsafat, ekonomi, politik, dan budaya tampak jelas di dalam buku ini. Pada saat yang sama, Ibnu Khaldun juga tampak sangat menguasai ilmu-ilmu keislaman, saat menguraikan tentang ilmu hadis, fikih, ushul fikih, dan lainnya.

Umar Bin Khattab Sang Penakhluk dan Pemimpin Bijaksana dari Arab

Umar bin Khattab akan mengajarkan untuk berusaha dan mengutamakan dan menjadikan Allah SWT sebagai tujuan dalam menjalani hidup, niscaya segala sesuatunya akan ditambahkan kepada kita. Masa kecilnya yang keras, sehingga tumbuh besar menjadi sosok yang ditakuti. Sebelum masuk agama Islam, Umar bin Khattab merupakan representasi hidup sebagai zaman jahiliah. Pertemuannya dengan Nabi Muhammad SAW membawa perubahan besar.

Keutamaanya dalam kecintaannya kepada Allah SWT membuatnya diridai dalam perjalanan hidupnya mengumandangkan kebaikan Allah SWT dengan menyebarkan agama Islam serta menjadi pelopor dalam urusan politik dan hukum tata negara. Pada masanya, dia menjabat sebagai khalifah ke seluruh dunia dengan kepemimpinan kombinasi antara negosiator yang handal dan pemimpin yang hebat (baik secara agama maupun negara). Kematian Umar bin Khattab merupakan kesedihan yang teramat sangat bagi orang-orang yang mencintainya, terutama bagi umat Islam.

“Ya Allah SWT, aku ini orang yang keras, jadikanlah aku orang yang lembut. Aku ini orang yang lemah, jadikanlah aku orang yang kuat. (Sesungguhnya) aku ini orang yang kikir, jadikanlah aku menjadi orang yang dermawan“.

Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait Bulan dalam Islam

Urutan Bulan dalam Kalender Islam dan Artinya

Penentuan diawalinya suatu hari maupun tanggal dalam sistem kalender Hijriah berbeda halnya dengan kalender Masehi. Suatu hari dan tanggal dalam sistem kalender Masehi dimulai sejak pukul 00.00 waktu setempat.

Namun, suatu hari dan tanggal dalam sistem kalender Hijrian dimulai sejak matahari tenggelam di tempat itu atau ketika memasuki waktu Magrib.

Konsep yang digunakan dalam penanggalan Jawa berbeda dengan kalender Hijriah, meskipun keduanya mempunyai berbagai kesamaan. Pada 125 M, konsep Kalender Saka dari India yang berbasis matahari telah diperkenalkan di Jawa. Konsep penanggalan tersebut dipakai sampai dengan tahun 1625 M atau bertepatan dengan tahun 1547 Saka.

Sultan Agung lantas mengubah sistem penanggalan Jawa dengan mengadopsi sistem kalender Hijriah, seperti nama-nama hari dan bulan dengan menggunakan basis lunar atau kamariah. Namun demikian, angka tahun Saka tetap dilanjutkan demi kesinambungan, yaitu 1547 Saka ke 1547 Jawa.

Kalender Hijriah murni memakai visibilitas bulan untuk menentukan awal bulan, sedangkan penanggalan Jawa telah menetapkan jumlah hari tiap bulannya.

Baca selengkapnya: “Mengenal Hari Pasaran Jawa dan Asal-Usul Penanggalan Jawa”.

Berikut nama-nama bulan dalam sistem kalender Hijriah.

Berdasarkan buku berjudul Almanak Alam Islami: Sumber Rujukan Keluarga Muslim Milenium Baru yang ditulis oleh Rachmat Taufiq Hidayat, berikut arti dari 12 nama-nama bulan dalam sistem kalender Hijriah.

Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen

Kejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat Kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen bukanlah sebuah agama, walaupun merupakan suatu kepercayaan. Berdasarkan naskah-naskah kuno Kejawen, tampak betapa Kejawen lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan Kejawen relatif taat dengan agamanya.

Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat Kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran Kejawen sendiri, yakni yang dikenal dengan “Sangkan Paraning Dumadi”.

Buku Agama Jawa memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang pada dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.

Istilah agama Jawa memang kerap memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa mengekspresikannya, bagi banyak orang Jawa, dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang bagaimana ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap dalam buku ini.