Batu Ceper Ke Manggarai
Mengenal Tugu Batu Satam Sebagai Ikon Tanjung Pandan Belitung
Berlibur merupakan kebutuhan penting bagi setiap orang. Hal ini menjadi salah satu kegiatan penting, yang bisa membuat seseorang merasa nyaman setelah lelah dari rutinitas sehari-hari. Terlebih di Indonesia juga ada banyak sekali pilihan wisata terbaik untuk Anda kunjungi.
Kepulauan Bangka Belitung tentunya menjadi pilihan ideal bagi Anda, yang gemar menikmati pemandangan alam. Tidak hanya itu saja disini juga terdapat pilihan wisata menarik, unik dan pastinya sayang Anda lewatkan.
Salah satu rekomendasi terbaiknya adalah datang ke Tugu Batu Satam sebagai maskot kota Tanjung Pandan. Destinasi ini menjadi pilihan wajib bagi wisatawan lokal maupun mancanegara ketika datang ke Belitung.
Sebagai landmark kota Tanjung Pandan nantinya Anda dapat menemukannya secara mudah di pusat kota. Berbentuk bundaran dan tugu semacam pilar menjulang tinggi membuatnya terlihat sangat unik.
Pada bagian atas nantinya juga akan terdapat replika batu meteor yang menurut cerita masyarakat pernah menghantam Kepulauan Belitung di masa lalu. Terlihat dari bentuk serta cerita yang beredar membuatnya sangat ideal untuk wisatawan singgahi.
Bagi Anda yang gemar mengabadikan setiap moment di sosial media pastinya wajib berkunjung. Berfoto menggunakan latar belakang tugu tersebut juga akan menunjukkan bahwa Anda sedang berlibur di Kota Tanjung Pandan, Belitung.
Batunya sendiri memiliki warna hitam yang mempunyai sejarah panjang selain sebagai ikonik kota tersebut. Selain itu ukurannya yang besar juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Berada di pusat kota membuatnya sangat menarik perhatikan. Selain itu batunya juga ditopang oleh delapan pilar berukuran besar sebagai ikon kota dan cukup terkenal. Selain itu bagi para penggemar batu serta perhiasan pastinya Anda wajib berkunjung.
Central station development
On 12 August 2016, PT KAI Commuter Jabodetabek together with fans of KRL Commuterline held a discussion on the Manggarai Station development plan. To answer the complaints of passenger queue, which continues to increase every year, the completion of the Cikarang–Manggarai double-double track will be accelerated. In addition, this station will be made multi-storey which can accommodate inter-city trains and commuter trains with their respective tracks and platforms. It is expected to become the central station for the KRL Commuter Line and also the terminus for the Soekarno–Hatta Airport Rail Link.[6]
Later, the Directorate General of Railways (Indonesian: Direktorat Jenderal Perkeretaapian or DJKA) of the Ministry of Transportation began renovating the Station in 2017 by adding a new building with a modern minimalist futuristic architecture to three floors. The first floor will include platforms and rails for trains making stops at the station, the second floor will be dedicated for passenger facilities and commercial areas, and the third floor will also function as a train stop, serving the same purpose as the first floor.[7][8] The old station building, a legacy of Staatsspoorwegen, will be maintained because of its status as a cultural heritage. By the completion of the Manggarai Station project as a central station, it is planned that all long and medium-distance inter-city passenger trains that terminate at Gambir Station will be moved to Manggarai Station.[9][10]
To accommodate Soekano–Hatta Airport Rail Link services, its trips which originally only served Sudirman Baru/BNI City—Soekarno-Hatta Airport route was extended to Manggarai; previously it was extended to Bekasi for several months. With the completion of the airport train building, Manggarai Station has officially served the rail link passengers since 5 October 2019.[11]
The first phase of the Manggarai Central Station development was inaugurated by the President of Indonesia, Joko Widodo on 26 December 2022.[12][13]
As an innovation in optimizing its assets, KAI offers a naming rights program. This program was re-run after being last implemented at BNI City Station in 2018 and Metland Telagamurni Station in 2019. Through this program, brands from partners who enter into contracts can be applied to various aspects of KAI media including signage, wayfinding, maps track, to announcements both at the station and on the train.[14]
KAI targets the phase 1 station naming rights program to be completed this year. Therefore, on 20 September 2022, KAI held an Exclusive Meeting Gathering for potential partners at Hotel Mulia, Jakarta. For phase 1, naming rights are offered to Manggarai Station and several other stations in Jakarta, including Pasar Senen, Jatinegara, Tanah Abang, Tebet, Cikini, Sudirman, Juanda, Gondangdia, and Palmerah stations.[15]
Manggarai Station also functions as a storage area for large trains with a train depot. Many executive, business, and economy class trains are stored in this depot before they are sent to Pasar Senen and Gambir Station to begin their journey.
Adjacent to the depot and station building is the Manggarai railway workshop, which is a workshop used for routine maintenance and repair of passenger trains. The Bukit Duri depot is also located near the station, it is used for storing and daily maintenance of various electric trains. This depot initially also kept diesel locomotives, but all of them were moved to depots in Cipinang and Tanah Abang.
Manggarai Station had nine train tracks that were used for EMU stops plus one track each to the Train Affairs Supervisor, Bukit Duri Depot, and Manggarai Railway Workshop. Tracks 1 and 2 are dedicated to trains operating on the Cikarang Line, while tracks 3 and 4 serve as straight routes for inter-city trains and additional stops for Cikarang Line trains. Tracks 5-7 are allocated for trains on the Bogor Line, and tracks 8 and 9 are designated for stops on the Soekarno–Hatta Airport Rail Link.
As of 25 September 2021, the first phase of the station's development has been completed. It is in the form of a new multi-storey building that was built on the west side along with the upper tracks consisting of four railway tracks, so that the number of station tracks has increased to thirteen tracks. Simultaneously, the Central Line was renamed to Bogor Line and it was transferred to the upper tracks, which was numbered tracks 10 to 13. Tracks 10 and 11 were turning and straight tracks for KRL Commuterline to Jakarta Kota, while tracks 12 and 13 are straight and turning tracks, respectively, for the KRL Commuterline to Bogor. In addition, access to the platform through the main door on the west side is also integrated with TransJakarta via Manggarai BRT Station.
Since the operation of KRL Commuterline, the station has become increasingly congested, proved by the large number of passengers as well as international franchise restaurants and shop companies that have opened branches here.
Straight tracks directly to Jakarta Kota
Straight tracks directly to Bogor
The following is a list of train services at the Manggarai Station.
Es Batu Beruang (Supplier Es Batu Kristal Bandung)
Gg. Sereh, Jawa Barat, ID
Dengan dioperasikannya Stasiun KA Bandara Manggarai ini, masyarakat mempunyai alternatif akses untuk menuju bandara. Jika sebelumnya layanan KA Bandara hanya bisa dicapai melalui Stasiun Sudirman Baru (BNI City), Stasiun Duri dan Stasiun Batu Ceper, kini masyarakat bisa mengakses KA Bandara dari Stasiun Manggarai.
Sebelumnya layanan KA Bandara dari Bekasi dihentikan sejak 8 September 2019 setelah sebelumnya dibuka sejak
Mengenai kesiapan stasiun, pihaknya sudah melakukan uji pengoperasian prasarana dan uji keselamatan. Dari hasil pengujian tersebut, stasiun ini dinyatakan layak untuk dioperasikan.
"Stasiun ini dibangun dengan mengedepankan kenyamanan penumpang. Untuk menuju ke peron, telah disediakan eskalator dan lift bagi lansia dan difabel, sehingga tidak menyulitkan penumpang apabila membawa barang bawaan yang besar dan berat," kata Danto.
Sebagai cara menggaet penumpang, PT Railink sebagai pengelola operasi dan anak usaha PT KAI (Persero), memberikan promo tarif gratis di hari pertama operasional dari Manggarai. Promo tersebut diinformasikan melalui akun instagram resmi @kabandararailink. Namun, promo gratis tersebut tidak berlaku jika kuota telah habis.
"100 orang pertama gratis naik KA Bandara, bisa turun di BNI City, Duri, Batu Ceper ataupun sampai Bandara Soekarno Hatta," tulis akun tersebut, Kamis (3/10/2019).
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Adapun jadwal perjalanan tersedia tiap 30 menit sekali. Dari Manggarai menuju Soetta, kereta pertama berangkat pukul 05.10, dan kereta terakhir pukul 21.40. Sedangkan dari Soetta menuju menuju Manggarai kereta pertama pukul 06.20 dan kereta terakhir pukul 23.20.
Perpanjangan rute sekaligus diharapkan bisa memacu tingkat keterisian atau okupansi KA Bandara.
"Saya harapkan paling tidak 50% ya, menjadi 50%," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ketika ditemui di kantor Kemenko Kemaritiman, Kamis (3/10/2019).
Target yang dipatok Budi Karya tergolong tidak terlalu muluk. Pasalnya, sejauh ini okupansi KA Bandara Soekarno-Hatta belum terlalu optimal. "Semula 30-35%," sebutnya.
Pada Juli silam, tingkat okupansi KA tersebut mencapai rata-rata 4.000-4.400 penumpang per hari atau hanya 13% dari kapasitas angkut. Padahal, kapasitas total kereta tersebut jauh lebih besar.
Mengacu pada data yang tercantum dalam website resmi Railink, tiap rangkaian KA Bandara Soetta terdiri dari 6 gerbong. Masing-masing rangkaian tersedia 272 kursi.
KA Bandara sedianya diproyeksikan mampu beroperasi dengan 124 jadwal perjalanan per hari, sehingga mampu mengangkut 33.728 penumpang per hari. Namun, sejauh ini baru terdapat 70 jadwal perjalanan per hari.
Dengan jumlah tersebut, kapasitas penumpang per hari adalah 19.040 penumpang. Jika dibandingkan dengan tingkat okupansi saat itu yang mencapai 4.000-4.400/hari, maka setiap hari di KA Bandara ada 15.000 kursi kosong.
Berwisata ke Tugu Batu Satam Ikon Tanjung Pandan Belitung
Berkunjung ke Tugu Batu Satam juga menjadi salah satu pengalaman terbaik yang bisa wisatawan lakukan. Kepulauan Belitung memang tidak pernah habis menyuguhkan berbagai pilihan wisata bagi wisatawan. Sehingga ada banyak sekali destinasi menarik untuk Anda.
Kepulauan Bangka Belitung umumnya juga terdiri dari berbagai kota, yang bisa Anda jadikan sebagai tujuan wisata. Salah satunya adalah kota Tanjung Pandan dengan banyak sekali daya tarik wisata terbaik untuk Anda kunjungi. Berikut ulasan mengenai rekomendasi terbaiknya.
TRIBUNTRAVEL.COM - Kabar gembira bagi kamu pengguna KA Bandara Soekarno-Hatta.
Kini naik KA Bandara Premium dari Manggarai ke Soekarno-Hatta cuma Rp 30 ribu saja loh.
Selain lebih hemat, waktu tempuh KA Bandara Premium dari Manggarai ke Soekarno-Hatta cuma 56 menit saja.
"Travelers kini lebih hemat ke Bandara, karena cuma Rp 30 ribu naik Kereta Bandara Premium dari Manggarai sampai Soekarno-Hatta," tulis akun Instagram @kabandararailink dikutip TribunTravel pada Senin (10/10/2022).
Baca juga: Melihat Perkembangan Pembangunan Terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
Adapun tarif dan rute KA Bandara Soekarno-Hatta di bulan Oktober 2022 di antaranya:
1. Tarif Rp 30 ribu berlaku untuk rute:
● Bandara Soekarno-Hatta ke Duri, dan sebaliknya
● Bandara Soekarno-Hatta ke BNI City, dan sebaliknya
● Bandara Soekarno-Hatta ke Manggarai, dan sebaliknya
Baca juga: KA Bandara YIA Tambah Rute Perjalanan per 17 Agustus 2022, Total Bakal Ada 24 Rute
2. Tarif Rp 20 ribu berlaku untuk rute:
● Bandara Soekarno-Hatta ke Batu Ceper, dan sebaliknya
3. Tarif Rp 10 ribu berlaku untuk rute:
● Manggarai ke Duri, dan sebaliknya
● Manggarai ke BNI City, dan sebaliknya
● Manggarai ke Batu Ceper, dan sebaliknya
● BNI City ke Duri, dan sebaliknya
● BNI City ke Batu Ceper, dan sebaliknya
● Batu Ceper ke Duri, dan sebaliknya
Jadwal KA Bandara Premium Soekarno-Hatta
Adapun jadwal KA Bandara Premium Soekarno-Hatta sebagai berikut:
Dari arah Manggarai ke Bandara Soekarno-Hatta
1. Manggarai pukul 06.37, BNI City pukul 06.46, Duri pukul 07.01, Batu Ceper pukul 07.22 dan Bandara Soekarno-Hatta pukul 07.33 WIB
2. Manggarai pukul 10.37, BNI City pukul 10.46, Duri pukul 11.01, Batu Ceper pukul 11.22 dan Bandara Soekarno-Hatta pukul 11.33 WIB
3. Manggarai pukul 14.37, BNI City pukul 14.46, Duri pukul 15.01, Batu Ceper pukul 15.22 dan Bandara Soekarno-Hatta pukul 15.33 WIB
4. Manggarai pukul 17.07, BNI City pukul 17.16, Duri pukul 17.31, Batu Ceper pukul 17.52 dan Bandara Soekarno-Hatta pukul 18.03 WIB
5. Manggarai pukul 19.37, BNI City pukul 19.46, Duri pukul 20.01, Batu Ceper pukul 20.22 dan Bandara Soekarno-Hatta pukul 20.33 WIB
Baca juga: Stasiun BNI City Mulai Uji Coba Hari Ini, Bakal Jadi Jalur KRL, KA Bandara, hingga MRT
Dari arah Bandara Soekarno-Hatta ke Manggarai
1. Bandara Soekarno-Hatta pukul 07.49, Batu Ceper pukul 08.01, Duri pukul 08.25, BNI City pukul 08.38 dan Manggarai pukul 08.45 WIB
2. Bandara Soekarno-Hatta pukul 11.49, Batu Ceper pukul 12.01, Duri pukul 12.25, BNI City pukul 12.38 dan Manggarai pukul 12.45 WIB
3. Bandara Soekarno-Hatta pukul 15.49, Batu Ceper pukul 16.01, Duri pukul 16.25, BNI City pukul 16.38 dan Manggarai pukul 16.45 WIB
4. Bandara Soekarno-Hatta pukul 18.19, Batu Ceper pukul 18.31, Duri pukul 18.55, BNI City pukul 19.08 dan Manggarai pukul 19.15 WIB
5. Bandara Soekarno-Hatta pukul 20.49, Batu Ceper pukul 21.01, Duri pukul 21.25, BNI City pukul 21.38 dan Manggarai pukul 21.45 WIB
Untuk tiket KA Bandara Premium Soekarno-Hatta daoat dibeli melalui vending machine maupun online melalui aplikasi Railink, website dan KAI Access.
Baca juga: Traveling Ramai-ramai Lebih Hemat Naik KA Bandara, Ada Diskon 10 Persen
Syarat Terbaru Naik KA Bandara Soekarno-Hatta
KA Bandara mewajibkan seluruh penumpang dipastikan sudah mendapat vaksin dosis pertama.
Dengan demikian penumpang tak perlu lagi melakukan tes skrining Covid-19 baik RT-PCR atau rapid tes antigen.
Kemudian ada aturan khusus bagi penumpang yang belum menerima vaksin karena alasan medis atau komorbid.
Jika memiliki kondisi tersebut maka wajib melampirkan surat keterangan dokter dari RS pemerintah yang menjelaskan bahwa ia tak dapat mengikuti program vaksinasi Covid-19.
Sementara itu bagi anak-anak berusia di bawah 6 tahun tetap diperbolehkan untuk menaiki KA Bandara.
Penumpang pada usia tersebut juga tidak diwajibkan tes skrining Covid-19 baik RT-PCR atau rapid tes antigen.
Namun, meski demikian harus tetap didampingi oleh orang yang memenuhi syarat perjalanan.
Baca juga: Syarat Penumpang KA Bandara Tujuan Medan, Bandar Khalipah dan Kualanamu
(TribunTravel.com/ Rtn)
Baca juga selengkapnya seputar KA Bandara, di sini.
Stasiun Manggarai (MRI) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan; pada ketinggian +13 meter; termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terluas ketiga di DKI Jakarta dengan luas ±2,47 ha (6,1 ekar).
Stasiun ini melayani kereta api bandara dan komuter Commuter Line menghubungkan berbagai penjuru wilayah Jabodetabek. Letak stasiun berada di persimpangan tujuh: ke Jatinegara, Jakarta Kota, Tanah Abang, Bogor, Depo KRL Bukit Duri, Pengawas Urusan Kereta, dan Balai Yasa Manggarai.
Stasiun ini pernah memiliki lorong bawah tanah, seperti di Stasiun Pasar Senen, supaya memudahkan penumpang untuk berpindah antarperon.[6] Akan tetapi, lorong bawah tanah di stasiun ini kini telah ditutup seiring dengan proyek pembangunan stasiun yang saat ini tengah berlangsung. Saat ini, tidak ada kereta api jarak jauh yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi penyusulan dan antrean antarkereta api.
Wilayah Manggarai sudah dikenal sejak abad ke-17, merupakan tempat tinggal dan pasar budak asal Manggarai, Flores yang kemudian berkembang menjadi Gementee Meester Cornelis. Meskipun jalur Batavia—Buitenzorg dibangun oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pada tahun 1873, Stasiun Manggarai dibangun pada tahun 1914 dan selesai pada 1 Mei 1918.[7]
Sejak dibangun, tidak ada perubahan yang mencolok pada bangunan stasiun ini. Pada saat diresmikan, bangunan ini sebenarnya belum selesai secara keseluruhan—atap besi tidak dapat didatangkan karena terjadi Perang Dunia I. Sejak 1913, Staatsspoor en Tramwegen (SS) menguasai seluruh jalur KA di Batavia dan Meester Cornelis, kemudian menata ulang jalur KA di kedua kotapraja tersebut, antara lain membongkar Stasiun Bukit Duri eks-NIS (depo KRL saat ini) dan membangun stasiun baru di Manggarai. Pembangunan dipimpin oleh arsitek Belanda, Ir. J. van Gendt, yang juga merancang bangunan sekolah pendidikan perkeretaapian dan rumah-rumah dinas pegawai di sekitar kawasan stasiun.[7]
Stasiun ini menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, yakni pada 3 Januari 1946, ketika kereta luar biasa (KLB) mengangkut rombongan Presiden Soekarno ke Kota Yogyakarta. Berbagai persiapan yang bersifat rahasia dilakukan. Deretan gerbong barang diletakkan di jalur 1. Sekitar pukul tujuh malam, KLB melintas dengan sangat perlahan dari arah Pegangsaan melalui jalur 4.[7]
Pada 12 Agustus 2016, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) bersama komunitas pecinta KRL Commuter Line menyelenggarakan diskusi mengenai rencana pengembangan Stasiun Manggarai. Untuk menjawab keluhan antrean penumpang KCI yang terus meningkat setiap tahunnya, penyelesaian jalur dwiganda Cikarang—Manggarai dikebut. Selain itu, stasiun ini akan dibuat bertingkat yang dapat mengakomodasi kereta api jarak jauh dan KRL Commuter Line dengan jalur masing-masing. Stasiun ini diharapkan akan menjadi stasiun pusat bagi KRL Commuter Line dan juga terminus untuk KRL Bandara Soekarno-Hatta.[8]
Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Perkeretaapian mulai melakukan renovasi stasiun ini pada tahun 2017 dengan menambahkan bangunan baru dengan arsitektur modern minimalis futuristik menjadi sebanyak tiga lantai—lantai 1 stasiun merupakan emplasemen KRL Commuter Line dan KRL bandara, lantai 2 merupakan tempat penyediaan fasilitas penumpang dan kios (area komersial), dan lantai 3 digunakan untuk pemberhentian KRL Commuter Line dan juga kereta api jarak jauh.[9][10] Bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen, tetap dipertahankan karena berstatus sebagai cagar budaya. Dengan selesainya proyek Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral ini, direncanakan semua kereta api antarkota lintas utara, tengah, dan barat Jawa di Stasiun Gambir akan dipindahkan ke Stasiun Manggarai pada tahun 2025. Meskipun demikian, Stasiun Pasar Senen tidak mengalami dampak dari perpindahan layanan KA antarkota ke Manggarai terutama bagi kelas campuran dan ekonomi. Namun tantangan harus dihadapi bagi Direktorat Jenderal Perkeretaapian maupun PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai operator dari stasiun sentral Manggarai yang direncanakan seperti pembebasan lahan yang luas untuk membangun akses yang memadai serta kepadatan penumpang yang tidak dihindari terutama stasiun pertukaran lin KAI Commuter yang hendak bertukar menuju tujuan selanjutnya.[11][12][13]
Untuk mengakomodasi pelayanan KRL Bandara Railink (kini bernama Commuter Line Basoetta), perjalanan yang semula hanya melayani rute Sudirman Baru/BNI City—Bandara Soekarno-Hatta diperpanjang menjadi Manggarai—Bandara Soekarno-Hatta—sebelumnya sempat diperpanjang menjadi Bekasi—Bandara Soekarno-Hatta selama beberapa bulan. Akses menuju layanan KA Bandara dari sisi timur pun stasiun pun dipermudah dengan enerapansistem tarif khusus.[a] Dengan selesainya bangunan KA Bandara, Stasiun Manggarai sudah resmi melayani penumpang KRL Bandara tersebut sejak 5 Oktober 2019.[14]
Sebagai inovasi dalam mengoptimalkan asetnya, KAI menawarkan program hak penamaan ekslusif. Program ini dijalankan kembali setelah terakhir dilaksanakan pada Stasiun BNI City pada 2018 dan Stasiun Metland Telagamurni pada 2019. Melalui program ini, jenama dari mitra yang menjalin kontrak dapat diterapkan pada berbagai aspek media KAI meliputi papan petunjuk (signage, wayfinding), peta jalur, hingga pengumuman di stasiun maupun di dalam kereta.[15]
KAI menargetkan program hak penamaan stasiun fase 1 dapat selesai tahun ini. Oleh karena itu pada 20 September 2022, KAI melaksanakan Exclusive Meeting Gathering bagi para calon mitra di Hotel Mulia, Jakarta. Untuk fase 1 ini, hak penamaan ditawarkan bagi Stasiun Manggarai serta beberapa stasiun lain di Jakarta antara lain Stasiun Pasar Senen, Stasiun Jatinegara, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Tebet, Stasiun Cikini, Stasiun Sudirman, Stasiun Juanda, Stasiun Gondangdia, dan Stasiun Palmerah.[16]
Bersebelahan dengan depo dan bangunan stasiun terdapat Balai Yasa Manggarai, yang merupakan bengkel untuk melakukan perawatan rutin dan reparasi kereta penumpang. Tidak jauh di selatan stasiun ini terletak depo KRL Bukit Duri, tempat penyimpanan dan perawatan harian aneka kereta rel listrik. Pada awalnya, depo ini juga menyimpan lokomotif diesel, tetapi semuanya dipindahkan ke depo di Cipinang dan Tanah Abang.
Stasiun Manggarai awalnya hanya dapat diakses melalui bangunan cagar budaya di sisi timur Stasiun dan tidak ada akses menuju perkampungan di Jalan Dr. Saharjo dan Halte Transjakarta Manggarai selain berjalan sejauh 500 meter melalui Terowongan Manggarai. Bahkan masyarakat setempat sempat membuatkan tangga darurat dari kayu untuk memudahkan akses penumpang menuju ke sisi barat stasiun dengan memungut sejumlah uang, meskipun tetap harus melalui tanjakan dan turunan yang curam.[17]
Sebelumnya, Stasiun Manggarai memiliki sembilan jalur kereta api yang digunakan untuk pemberhentian KRL ditambah masing-masing satu jalur untuk langsiran menuju Pengawas Urusan Kereta, Depo Bukit Duri, maupun ke Balai Yasa Manggarai. Jalur 1 dan 2 digunakan untuk pemberhentian Lin Cikarang. Jalur 3 dan 4 digunakan sebagai sepur lurus untuk kereta api jarak jauh serta untuk pemberhentian Lin Cikarang. Jalur 5-7 digunakan untuk pemberhentian Lin Sentral (Lin Bogor). Jalur 8 dan 9 digunakan untuk pemberhentian KRL Bandara Soekarno Hatta.
Per 25 September 2021, pengembangan tahap pertama stasiun ini sudah selesai dikerjakan. Pengembangan tersebut berupa bangunan baru bertingkat yang dibangun di atas emplasemen sisi barat stasiun beserta jalur atas yang terdiri dari empat jalur kereta api sehingga jumlah jalur stasiun bertambah menjadi tiga belas jalur. Bersamaan dengan itu, layanan Lin Sentral diubah namanya menjadi Lin Bogor serta jalurnya dipindahkan melalui jalur atas Stasiun Manggarai yang diberi nomor jalur 10 sampai 13. Jalur 10 dan 11 berturut-turut merupakan sepur belok dan sepur lurus pemberhentian KRL tersebut untuk arah Jakarta Kota, sedangkan jalur 12 dan 13 berturut-turut merupakan sepur lurus dan sepur belok pemberhentian KRL tersebut untuk arah Bogor. Selain itu, akses peron melalui pintu utama di sisi barat stasiun juga terintgrasi dengan Transjakarta melalui Halte Manggarai.[18] Per 20 Desember 2023, akses penyeberangan sebidang ditutup sepenuhnya, dan loket timur stasiun untuk penumpang KRL dikembalikan ke bangunan cagar budaya.[19]
Sejak pengoperasian KRL Commuter Line, stasiun ini menjadi semakin padat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah penumpang naik-turun, serta banyak perusahaan restoran dan pertokoan waralaba internasional yang membuka cabang di sini.
Berikut tata letak peron di Stasiun Manggarai beserta layanan kereta komuter yang melayaninya per 20 Desember 2023:[19]
Setelah menjalani perombakan dan renovasi besar-besaran, pada sentuhan terakhirnya, pihak Direktorat Jenderal Perkeretaapian memasang huruf timbul aksesori yang berbunyi "I Love DJKA", yang juga dipasang di Stasiun Matraman. Pemasangan ini menimbulkan kontroversi karena para pengguna jasa KRL Commuter Line mempertanyakan seberapakah kepentingannya pemasangan huruf timbul tersebut. DJKA menganggap bahwa aksesori tersebut hanya berfungsi untuk memotivasi pegawai DJKA agar bekerja lebih giat lagi. Seorang anggota komunitas Anak Kereta (pengguna jasa KRL Commuter Line) menanggapi persoalan ini bahwa DJKA hanya merasa ingin mengapresiasi dirinya sendiri, sementara pengguna jasa terus mengkritik sejumlah kinerja yang harus dievaluasi seperti eskalator yang sering mengalami gangguan.[20][21] Setelah mendapatkan kritikan tajam, huruf timbul yang terpasang di lantai 2 Stasiun Manggarai dicopot pada 22 Februari 2023.[22]
Pada 24 Juni 2022, seorang penumpang KRL Commuter Line terjatuh ke bawah peron. Dikatakan bahwa penumpang tersebut jatuh saat hendak masuk ke KRL 5551 relasi Cikarang—Kampung Bandan di peron jalur 6-7 Stasiun Manggarai. Hal ini memicu kepanikan seluruh penumpang di Stasiun Manggarai mengingat kereta sedang melintas saat korban terjatuh. Beruntung, korban selamat dan segera dibawa ke Pos Kesehatan Stasiun untuk diberikan pertolongan pertama. Setelah ditangani di pos kesehatan dan kondisi kesehatannya dipastikan baik, penumpang itu kembali melanjutkan perjalanan menggunakan KRL.[23]
Pada 8 Juli 2022, dua minggu berselang sejak insiden sebelumnya, seorang anak terperosok ke bawah peron Jalur 6 Stasiun Manggarai saat akan naik KRL TM 6000 New Livery bersama dengan ibunya dan adiknya yang masih kecil. Beruntung anak tersebut langsung diselamatkan oleh Petugas Keamanan Dalam (PKD) diduga anak tersebut terperosok karena penuhnya kapasitas kereta sebagai akibat penyesuaian pascaperubahan rute.[24]
Pada tanggal 12 September 2023, pukul 10.15 WIB, tiang-tiang perancah besi (scaffolding) yang menopang beton untuk pembangunan lantai atas Stasiun Manggarai terindikasi miring atau hampir roboh. Akibatnya, perjalanan Commuter Line Cikarang terhambat.[25]
Pada tanggal 21 Februari 2024, eskalator peron 11/12 jalur Bogor di yang sempat mati, tiba-tiba menyala pada saat kerumunan penumpang hendak menaikinya, hal ini membuat beberapa penumpang terjatuh karena eskalator tersebut bergerak berlawanan arah.[26]
Pada tanggal 17 April 2024, seorang anak kecil dilaporkan terjatuh di antara celah peron Stasiun Manggarai. Insiden ini viral di media sosial setelah video penyelamatan yang dilakukan petugas stasiun beredar.[27]
Stasiun Manggarai digunakan sebagai latar tempat adegan film horor berjudul Kereta Hantu Manggarai (2008) dan Kereta Setan Manggarai (2009). Kedua film tersebut diyakini diadaptasikan dari legenda urban yang beredar di masyarakat sekitar stasiun.[28]
Pintu masuk Stasiun Manggarai, 2020
Tampak depan Stasiun Manggarai dengan papan nama versi baru 2020, April 2021
sedang berhenti di Stasiun Manggarai
Stasiun Manggarai, 2010
KRL JR East seri 205 eks jalur Musashino nomor 205-29F berhenti di Stasiun Manggarai menuju Jatinegara melalui Tanah Abang—Kampung Bandan—Kemayoran
Stasiun Manggarai dengan Papan Nama versi 2017
Papan nama Stasiun Manggarai per April 2021
sedang berhenti di Stasiun Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta melalui Duri-Batu Ceper, 2021
Adhiprasasta, Muhamad Agra; Noerwasito, Vincentius Totok (2018-03-31). "Pengembangan Stasiun Pusat Regional di Manggarai – Jakarta selatan". Jurnal Sains dan Seni ITS. 7 (1): 14–18. doi:10.12962/j23373520.v7i1.29233. ISSN 2337-3520.
Railway station in Indonesia
Manggarai Station (MRI)[1] is a railway station at Manggarai, Tebet, South Jakarta, Jakarta, Indonesia. At present, it serves primarily as a transit station for KRL Commuterline's Bogor Line, Cikarang Loop Line, and Soekarno–Hatta Airport Rail Link; The Bukit Duri depot is located at the south side of the station, it also serves as a storage for intercity trains before they go to Gambir or Jakarta Kota stations for their departure.
Currently, the station is undergoing development and will feature three levels. After its completion, Manggarai will be the largest railway station in Indonesia; It will not only serve commuter trains, but it will also serve as the starting point for inter-city trains as well as the Soekarno–Hatta Airport Rail Link. Hence, the station will replace Gambir as the terminus for most intercity trains in 2025.[3] There will also be a housing complex, a commercial complex, and a 5-star hotel surrounding the station.[4]
The region of Manggarai has already been known since the 17th century. It is the residence and market for slaves from Manggarai, Flores which later developed into Gementee Meester Cornelis. Although the Batavia—Buitenzorg line was built by the Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) in 1873, Manggarai Station was built in 1914 and completed on 1 May 1918.[2]
The construction was not fully finished when it was first opened — World War I in Europe delayed the delivery of certain parts of its roof. Its tracks branched to Meester Cornelis (Jatinegara), Tanah Abang, and continued to Bandung. The construction was supervised by Van Grendt, who also designed the railway education school building and official residences for employees around the station area. The first class waiting room has not changed since the 1910s. The station replaced the second Meester Cornelis Station, which was located a few hundred meters to the south.[2][5]
The station witnessed an episode of Indonesian National Revolution, when on 3 January 1946 the extraordinary train (Indonesian: Kereta Luar Biasa or KLB) transported the entourage of President Sukarno to Yogyakarta. Secret preparations were made, including placing of rows of freight carriages on track 1. At around seven o'clock in the evening, the KLB passed very slowly from the direction of Pegangsaan through track 4.[2]
Akses ke Tugu Batu Satam dan Daya Tariknya
Meski hanya sebuah ikon kota tentunya ada banyak daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Walaupun terkadang bagi warga lokal kehadirannya sangat biasa saja. Namun hampir semua wisatawan pasti akan berkunjung untuk sekedar berfoto memakai latar belakang tugunya.
Pastinya bagi Anda yang memilih paket tour Belitung nantinya juga dapat menyempatkan mampir kesini. Sebab terdapat beberapa daya tarik yang membuatnya worth it bagi wisatawan.
Sekitaran area tugu juga terdapat banyak sekali warung-warung serta penjual oleh-oleh. Tidak hanya bisa menjadi tempat wisata kuliner tentunya Anda juga dapat sekalian belanja oleh-oleh untuk keluarga di rumah.
Sementara itu pada lokasi tersebut merupakan sebuah penanda titik nol dari Belitung. Sehingga hal tersebut akan menjadi pengalaman menarik bagi wisatawan seperti halnya titik nol di Jogja.
Wilayah sekitar Tugu Batu Satam sendiri juga menawarkan banyak tempat menarik, yang sayang jika Anda lewatkan. Salah satunya adalah Kawasan KV yang terdapat warung kopi Ake serta Kedai Soto Mak Jannah.
Kedua tempat tersebut menawarkan pengalaman kuliner dan ngopi khas di Belitung. Sebagai tempat legendaris dan terkenal tentunya sudah banyak dikenal oleh wisatawan maupun warga lokal.
Tidak jauh dari sana juga terdapat Jam Gede sebagai salah satu bangunan sejarah sebagai peninggalan Belanda. Dulunya Jam Gede tersebut berfungsi sebagai kantor pusat dari perusahaan BM.
Terdapat banyak sekali alasan pemilihan yang menjadikan tugu ini sebagai ikon kota. Salah satunya adalah sebagai ajang promosi perhiasan khas Belitung sebagai cinderamata, yang wajib Anda beli sebagai oleh-oleh.
Masih ada banyak sekali pilihan wisata menarik dan wajib Anda kunjungi saat di Kepulauan Belitung. Pastinya jangan lupa memasukkan Tugu Batu Satam sebagai daftar kunjungan Anda.
Keyword : Tugu Batu Satam
Supporting transportation
After undergoing a major overhaul and renovation, in early 2023 the Directorate General of Railways (DJKA, see above) of Ministry of Transportation installed an embossed accessory letter that reads "I ♡ DJKA" as the final touch, which was also installed at Matraman Station. The installation caused controversy because KRL Commuterline passengers questioned how important it was. The directorate general considers that these accessories only aim to "motivate their employees to work even harder". A member of the Anak Kereta community (frequent passengers of KRL Commuterline) responded to this problem that DJKA only felt like appreciating themselves, while passengers continued to criticize a number of performances that had to be evaluated such as station escalators which often experienced disturbances.[16][17] After receiving harsh criticism, the installation, located on the second floor, were removed on 22 February 2023.[18]
On 24 June 2022, a passenger on the KRL Commuterline fell under the platform. It is said that the passenger fell when the passenger was about to enter KRL 5551 on the Cikarang–Kampung Bandan service of Cikarang Loop Line on the platform of tracks 6-7 of Manggarai Station. This triggered panic among all passengers at the station, considering the train was passing when the victim fells. Luckily, the victim survived and was immediately taken to the station health post to be given first aid. After being treated and confirming that the passenger's health is in good condition, the passenger resumed its journey using the train.[19]
On 8 July 2022, two weeks after the previous incident, a child fell under the track of 6 platform at Manggarai Station while boarding the KRL TM 6000 New Livery along with the child's mother and young sister. The child was immediately rescued by the internal security officer (PKD), it was suspected that the child had fallen due to the train's full capacity as a result of the adjustment after the route change.[20]
Manggarai railway station is used as a background on horror movie, Kereta Setan Manggarai and Kereta Hantu Manggarai. Both films are based from an urban legend which circulating in the station.[21]
The east entrance of the Manggarai station, 2020
The KRL Commuterline's
at the Manggarai Station
Manggarai Station platforms, 2009
Manggarai Station platforms, 2010
ex Musashino line number 205-29F stops at Manggarai Station towards Jatinegara via Tanah Abang—Kampung Bandan—Kemayoran
The station signboard as of April 2021
train stopping at Manggarai Station heading to
via Duri-Batu Ceper, 2021
Manggarai Station old building with its name signage, 2021
A commuter line train departing from the upper floor platform of Manggarai Station