Indonesia Pusaka Ciptaan

Indonesia Pusaka Ciptaan

Awal Perjumpaan Gurkha dengan Inggris

Mereka pertama kali bertemu dengan Inggris pada 1814. Ketika itu, British East India Company, tengah berperang melawan Nepal dalam Perang Anglo-Nepal 1814 hingga 1816.

Deklarasi perang Inggris terhadap Nepal dipicu serangan Gurkha selama bertahun-tahun ke India Utara.

Namun, perang ini disebut sebagai perang yang aneh lantaran kedua pihak berperilaku terhormat, mengendalikan penjarahan, dan menghormati non-kombatan.

Tindakan itu memberi kesan tersendiri bagi Inggris. Mereka bahkan berpikir untuk merekrutnya.

Pada 1816, kedua negara meneken Perjanjian Sagauli. Mereka menilai lebih baik berteman daripada saling bermusuhan. Kesepakatan itu sekaligus memungkinkan Inggris merekrut tentara Gurkha Nepal.

Selain itu, kekalahan Nepal juga mengharuskan penguasa menyerahkan sekitar setengah wilayah dan memungkinkan kehadiran politik Inggris di Kathmandu.

Inggris lalu mulai merekrut Gurkha untuk bekerja di Angkatan Bersenjata Perusahaan India Timur.

Hari-hari setelahnya, Gurkha bertempur atas nama East India Company dalam sejumlah konflik. Beberapa di antaranya Perang Pindari dari 1817-1818, dan Perang Sikh dari 1845-1849.

Pertempuran Inggris yang melibatkan tentara Gurkha, lanjut baca di halaman berikutnya...

Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah sebutan bagi bendera Indonesia yang pertama. Bendera Pusaka dibuat oleh Fatmawati, istri presiden Soekarno. Bendera Pusaka pertama kali dinaikkan pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Walaupun seharusnya Bendera Pusaka disimpan di Monas, Bendera Pusaka masih disimpan di Istana Negara.

Bendera Pusaka dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati.[1] Desain bendera dibuat berdasarkan bendera Majapahit pada abad ke-13, yang terdiri dari sembilan garis berwarna merah dan putih tersusun secara bergantian.[2]

Bendera Pusaka pertama dinaikkan di rumah Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur 56, Jakarta, setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.[3] Bendera dinaikkan pada tiang bambu oleh Paskibraka yang dipimpin oleh Kapten Latief Hendraningrat. Setelah dinaikkan, lagu "Indonesia Raya" kemudian dinyanyikan secara bersama-sama.[2][4]

Pada tahun pertama Revolusi Nasional Indonesia, Bendera Pusaka dikibarkan siang dan malam. Setelah Belanda menguasai Jakarta pada 1946, Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dalam koper Soekarno. Ketika terjadi Operatie Kraai, Bendera Pusaka dipotong dua lalu diberikan kepada Husein Mutahar untuk diamankan. Mutahar diharuskan untuk "menjaga bendera dengan nyawa". Walaupun kemudian ditangkap lalu melarikan diri dari tentara Belanda, Mutahar berhasil membawanya kembali ke Jakarta, menjahit kembali, dan memberikannya pada Soedjono. Soedjono lalu kemudian membawa benderanya ke Soekarno, yang berada dalam pengasingan di Bangka.[4]

Setelah perang berakhir, Bendera Pusaka selalu dinaikkan sekali di depan Istana Negara pada Hari Kemerdekaan.[1] Namun karena kerapuhan bendera, sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika yang terbuat dari sutra.[5] Replika pertama ini dikibarkan selama 15 tahun sampai tahun 1984. Kemudian pada tahun 1985 yang mulai dikibarkan adalah replika kedua, sampai tahun 2014. Dan yang ketiga dikibarkan dari tahun 2015 sampai sekarang

Bendara Pusaka terdiri dari dua warna, merah di atas dan putih di bawah dengan ratio 2:3. Warna merah melambangkan keberanian, sementara warna putih melambangkan kesucian.[3] Namun, juga terdapat arti lain, salah satunya adalah merah melambangkan gula aren dan putih melambangkan nasi, keduanya adalah bahan yang penting dalam masakan Indonesia.[2]

"Bendera Pusaka" digunakan namanya untuk merujuk kepada Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, atau kependekan nya Paskibraka; (bahasa Inggris: Heirloom Flag Hoisting Troop). Organisasi yang dibentuk oleh Husein Mutahar pada tahun 1968 ini bertugas sebagai pengibar dan penurun bendera pusaka (kini duplikat) pada upacara memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia di tingkat lokal dan nasional serta fungsi internasional untuk Indonesia di luar negeri.[4]

Lambang dari organisasi paskibraka adalah bunga teratai

Makna lagu Merah Putih

Lagu Merah Putih memiliki makna semangat dan kebanggaan atas bendera Indonesia. Melalui lirik lagunya, Gombloh memotivasi seluruh pendengar atau rakyat Indonesia untuk menunjukkan semangat nasionalisme pada dunia melalui sikap yang ramah dan sopan.

Gombloh juga terlihat ingin menyelaraskan jiwa dan raga dengan keindahan Indonesia melalui menunaikan kewajiban sebagai putra bangsa dan menjaga kesatuan negara.

Lagu ini juga dibuat untuk menyuarakan harapan untuk menginspirasi dan menunjukkan identitas bangsa Indonesia.

Sebagai seorang seniman, Soedjarwoto Soemarsono atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya, Gombloh, sering menciptakan lagu yang bertemakan kritik sosial, kehidupan masyarakat, kemiskinan, rakyat kecil, dan nasionalisme.

Dilansir dari situs Pengurus UKM Musik SICMA Universitas Negeri Yogyakarta, lagu-lagu buatan Gombloh terinspirasi dari kehidupannya yang terlahir dari keluarga sederhana.

Pada 14 Juli 1948, Gombloh lahir sebagai anak keempat dari enam bersaudara keluarga Slamet dan Tatoekah. Slamet adalah seorang pedagang yang menjual ayam potong di pasar tradisional kota Jombang.

Karena berasal dari keluarga sederhana, Slamet ingin agar anak-anaknya bisa bersekolah setinggi mungkin sehingga bisa hidup lebih baik dan dapat menaikkan derajat keluarga mereka.

Gombloh pada akhirnya bersekolah di SMAN 5 Surabaya dan berkuliah di jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh November. Namun, kuliahnya tak terselesaikan karena Gombloh lebih memilih untuk menjadi seorang seniman dan kabur ke Bali.

Di Bali, Gombloh menekuni jiwa seni dan menciptakan banyak lagu. Beberapa di antaranya adalah lagu-lagu nasionalisme seperti Pesan Buat Negeriku, BK (Bung Karno), Merah Putih, dan Kebyar-Kebyar.

Selain menjadi seniman, Gombloh juga terkenal oleh masyarakat sebagai seorang pahlawan karena kerap memberikan pendapatannya untuk masyarakat yang kurang mampu.

Konon, keuntungan dari pendapatan yang ia dapatkan selalu diberikan seutuhnya ke sanak saudara atau keluarganya.

Pada 1988, Gombloh meninggal dunia di usia yang tergolong muda, yakni 39 tahun. Ia meninggal karena telah lama menderita penyakit paru-paru.

Untuk menghormati jasanya, sejumlah seniman Surabaya membuat patung Gombloh di halaman Taman Hiburan Rakyat Surabaya pada 1996.

Demikian adalah lirik lagu Merah Putih ciptaan Gombloh dan makna di baliknya. Semoga bermanfaat.

Inggris memiliki pasukan 'jagal' yang dikenal menakutkan, Gurkha Rifles. Kerajaan merekrut mereka dari wilayah Gurkha, Nepal.

Gurkha merupakan pasukan dari Nepal yang direkrut Angkatan Darat Inggris. Mereka tercatat menjadi tentara selama 200 tahun terakhir.

Untuk menjadi bagian Gurkha juga disebut tak mudah, bahkan dilaporkan sebagai salah satu yang terberat di dunia. Seleksi masuk meliputi latihan kekuatan fisik dengan membawa 25 kilogram pasir sembari berlari di jalur curam 4,2 kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama Gurkha sendiri berasal dari kota perbukitan Gorkha di Nepal Tengah, tempat kerajaan Nepal berkembang.

Pasukan ini dikenal tak takut dalam pertempuran, loyal, dan profesional demikian dikutip Gurkha Welfare Trust.

Selain itu, Gurkha juga terkenal karena punya kukri, senjata nasional Nepal yang bisa digunakan sebagai alat kerja.

Kukri adalah pisau lengkung 18 inci ini digunakan untuk memotong kayu dan memotong rumput. Senjata ini juga biasa dipakai untuk upacara, dan sebagai persembahkan Tuhan, demikian dikutip Gurkha Stories.

Selain itu, menurut legenda jika seorang Gurkha mengambil kukri dalam keadaan marah, pisau ini harus 'mengisap' darah.

Jarak Kantor Kecamatan dan Kantor Bupati ke Desa di Kecamatan Borobudur, 2020

Jarak Kantor Kecamatan dan Kantor Bupati ke Desa di Kecamatan Borobudur (Km), 2020

Masukkan kredensial Anda.

Pernah dengar lagu dengan lirik "Berkibarlah bendera negeriku, berkibarlah engkau di dadaku"? Lagu tersebut berjudul Merah Putih ciptaan seniman asal Jombang, Gombloh.

Lirik lagu Merah Putih sarat makna membangkitkan semangat bagi para putra-putri Indonesia. Karena liriknya tersebut, tak jarang lagu ini dinyanyikan ketika upacara atau acara-acara besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gurkha Mulai Dilibatkan dalam Pertempuran Besar

Gurkha juga terlibat perang Pemberontakan tentara India pada 1857 melawan Inggris. Gurkha, yang terdiri dari batalion Nasiri, Sirmoor, dan Kumaon, masih setia ke Britania Raya. Pasukan ini bahkan turut meredam pemberontakan.

Atas tindakan itu, Ratu Victoria memberi penghargaan dan mengganti seragam mereka.

Di bawah Kerajaan Inggris banyak pasukan Gurkha yang dikirim bertempur dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Setelah kemerdekaan India pada 1947, empat resimen Gurkha dari tentara India Britania dipindah ke Angkatan Darat Inggris. Lalu enam resimen bergabung dengan Angkatan Darat India.

Di abad 21 ini, ribuan tentara Gurkha bertugas di Angkatan Darat Inggris, dan puluhan ribu bertugas di Angkatan Darat India.

Saking terkesannya pejabat Inggris terhadap Gurkha, sampai-sampai ada yang memberi label mereka sebagai Ras Bela Diri. Istilah ini menggambarkan orang-orang yang dianggap secara alami suka berperang dan agresif dalam pertempuran.

Eks Kepala Staf Angkatan Darat India, Field Marshal Sam, juga menggambarkan Gurkha tak takut mati.

"Jika seseorang mengatakan dia tak takut mati, dia bohong atau dia seorang Gurkha," kata Marshal Sam, seperti dikutip Gurkha Welfare Trust.

Brigade Gurkha merupakan organisasi tempur yang beragam mencakup elemen tempur, dukungan tempur, dan dukungan layanan tempur.

Dalam Brigade Gurkha terdapat tiga batalyon. Di antaranya brigade di Brunei, brigade serangan udara di Inggris, dan batalion infanteri khusus.

Lirik lagu Merah Putih

Berikut lirik lagu Merah Putih ciptaan Gombloh dilansir dari berbagai sumber.

Berkibarlah bendera negerikuBerkibarlah engkau di dadakuTunjukkanlah kepada duniaSemangatmu yang panas membara

Daku ingin jiwa raga iniSelaras dan keanggunanDaku ingin jemariku iniMenuliskan kharismamu

Berkibarlah bendera negerikuBerkibar di luas nuansamuTunjukkanlah kepada duniaRamah tamah budi bahasamu

Daku ingin kepal tangan iniMenunaikan kewajiban oh..Putra bangsa yang mengemban citaHidup dalam kesatuan

Berkibarlah bendera negerikuBerkibarlah engkau di dadakuTunjukkanlah kepada duniaSemangatmu yang panas membara

Daku ingin jiwa raga iniSelaras dan keanggunanDaku ingin jemariku iniMenuliskan kharismamu

Berkibarlah bendera negerikuBerkibar di luas nuansamuTunjukkanlah kepada duniaRamah tamah budi bahasamu

Daku ingin kepal tangan iniMenunaikan kewajiban oh..Putra bangsa yang mengemban citaHidup dalam kesatuan